Sunday, April 22, 2012

APJK - Static Route Vs Dynamic Route

Routing adalah sebuah proses untuk meneruskan paket-paket jaringan dari satu jaringan ke jaringan lainnya melalui sebuah internetwork. Routing juga dapat merujuk kepada sebuah metode penggabungan beberapa jaringan sehingga paket-paket data dapat hinggap dari satu jaringan ke jaringan selanjutnya. Untuk melakukan hal ini, digunakanlah sebuah perangkat jaringan yang disebut sebagai router. Router-router tersebut akan menerima paket-paket yang ditujukan ke jaringan di luar jaringan yang pertama, dan akan meneruskan paket yang ia terima kepada router lainnya hingga sampai kepada tujuannya.
Secara umum ada dua kategori routing, yaitu :

Static Routing
Routing ini memerlukan campur tangan network administrator dalam penentuan route. Static routing cocok untuk kondisi network yang hanya memiliki sebuah rute/jalur. Static Routing sebenarnya bukan protokol routing. Routing statis hanyalah proses dari manual memasukkan rute ke dalam tabel perangkat routing melalui file konfigurasi yang di load ketika rute perangkat dijalankan. Sebagai alternatif, ini rute dapat dimasukkan oleh jaringan administrator yang mengkonfigurasi rute secara manual. Karena dikonfigurasi secara manual rute tidak berubah setelah mereka dikonfigurasi (kecuali perubahan manusia mereka) mereka disebut 'statis' rute .
Static Routing adalah bentuk sederhana dari rute , tetapi merupakan proses manual.
Gunakan routing statis ketika anda memiliki perangkat sangat sedikit untuk mengkonfigurasi (<5) dan ketika Anda mengetahui rute mungkin tidak akan pernah berubah.
Static Routing juga tidak menangani kegagalan dalam jaringan eksternal baik karena setiap rute yang dikonfigurasi secara manual harus diperbarui atau ulang secara manual untuk memperbaiki atau memperbaiki segala konektivitas hilang.
Routing Dinamis
Routing ini menggunakan protokol routing yang dapat menentukan sendiri route berdasarkan situasi dan kondisi setiap saat. Dynamic routing cocok digunakan untuk network yang memiliki banyak rute/jalur. Dinamis routing protokol yang didukung oleh perangkat lunak aplikasi yang berjalan pada perangkat routing (pada router ) yang dinamis belajar jaringan tujuan dan bagaimana untuk sampai ke mereka dan juga mengiklankan mereka untuk tujuan lain router . Fungsi iklan memungkinkan semua router untuk belajar tentang semua tujuan jaringan yang ada dan bagaimana dengan yang jaringan .
Sebuah router menggunakan routing dinamis akan 'belajar' dengan rute ke semua jaringan yang terhubung langsung ke perangkat. Selanjutnya, router akan belajar rute dari lain router yang menjalankan sama protokol routing (RIP, RIP2, EIGRP, OSPF, IS-IS, BGP dll). Setiap router kemudian akan memilah-milah daftar itu dari rute dan pilih satu atau lebih 'terbaik' rute untuk setiap jaringan tujuan router mengetahui atau telah belajar.
Routing dinamis protokol kemudian akan mendistribusikan informasi ini 'rute terbaik' untuk lainnya router berjalan sama protokol routing , sehingga memperpanjang informasi tentang apa jaringan ada dan bisa dihubungi. Hal ini memberikan protokol routing dinamis kemampuan untuk beradaptasi dengan logis topologi jaringan perubahan, kegagalan peralatan atau jaringan padam 'dengan cepat'.

Dynamic routing digunakan oleh network yang dibentuk oleh beberapa buah router. Masing – masing router akan saling memberikan informasi kepada routing tetangganya dan sama-sama membentuk suatu routing table.
Ada dua jenis routing protocol, yaitu :
  • Distance Vector
    Dinamakan seperti ini karena melibatkan dua faktor, yaitu : jarak(distance atau metric) dan arah (vector) untuk mencapai tujuan. Informasi routing hanya diperoleh dari router terdekat(tetangganya). Untuk mencegah routing loop biasanya digunakan teknik split horizon dan poison reverse.
  • Link State
    Semua router mengetahui jalur(path) yang dibentuk pada network tersebut. Masing – masing router menghitung jarak terpendek.Protocol distance vector tidak dapat mengetahui kondisi antar-link, seperti faktor keandalan dan kecepatan transfer data. Sedangkan link-state lebih cerdas.
Protocol distance vector tidak dapat mengetahui kondisi antar-link, seperti faktor keandalan dan kecepatan transfer data. Sedangkan link-state lebih cerdas
.
Distance Vector
Link State
Melihat topologi network berdasarkan “sudut pandang” router tetangganya Melihat topologi network secara menyeluruh
Menambahkan distance vector dari satu router ke router lainnya. Menghitung jarak terpendek secara dinamis.
Secara periodic melakukan update routing table Updating routing table jika ada perubahan.
Meng-copy routing table ke router tetangga Status link di-update ke router lainnya.
Jumlah router terbatas, cocok untuk network skala kecil. Jumlah router sangat banyak, cocok untuk network dengan skala besar.
Contoh protocol: RIP,RIP2,IGRP,EIGRP Contoh protocol : IS-IS, OSPF

Distance Vector
Link State
Melihat topologi network berdasarkan “sudut pandang” router tetangganya
Melihat topologi network secara menyeluruh
Menambahkan distance vector dari satu router ke router lainnya.
Menghitung jarak terpendek secara dinamis.
Secara periodic melakukan update routing table
Updating routing table jika ada perubahan.
Meng-copy routing table ke router tetangga
Status link di-update ke router lainnya.
Jumlah router terbatas, cocok untuk network skala kecil.
Jumlah router sangat banyak, cocok untuk network dengan skala besar.
Contoh protocol: RIP,RIP2,IGRP,EIGRP
Contoh protocol : IS-IS, OSPF
 (dari berbagai sumber)

 

APJK - Dynamic Route

Pada jaringan besar yang menggunakan banyak router, dynamic routing merupakan metode yang paling umum digunakan. Mengapa? Karena jika kita menggunakan metode static routing maka kita harus mengkonfigurasi semua router secara manual dan ini tidak mungkin untuk seorang network administrator. Dengan menggunakan metode static routing kita membutuhkan banyak konfigurasi, sedangkan pada dynamic routing kita dapat mengkonfigurasi seminimal mungkin. Jadi sangat dimungkinkan metode dymanic routing untuk mengembangkan bagaimana router berkomunikasi dengan protocol yang digunakan. Dynamic IP routing adalah cara yang digunakan untuk melepaskan kewajiban mengisi masukan masukan ke routing table secara manual.

Protokol routing mengatur router-router sehingga dapat berkomunikasi satu dengan yang lain dan saling memberikan informasi routing yang dapat mengubah isi Routing table, tergantung keadaan jaringannya. Dengan cara ini, router-router mengetahui keadaan jaringan yang terakhir dan mampu meneruskan datagram ke arah yang benar.

Remote network dapat dikategorikan di tabel routing dengan menggunakan protokol dynamic routing. Dynamic routing protocol contohnya sebagai berikut:

Network Discovery
Memelihara dan meng-update tabel routing- automatic network discovery. Network discovery adalah kemampuan routing protokol untuk membagi informasi tentang jaringan dengan router lainnnya dengan menggunakan routing protokol yang sama.
Daripada mengkonfigurasi router secara static, routing dinamik dapat secara otomatis membaca jaringannya dari router-router lainnya. pemilihan jalur terbaik pada setiap jaringan terdapat pada tabel routing dengan menggunakan routing dinamik.

Maintaining routing tables.
Setelah mengenal jaringannya, routing dinamik akan selalu meng-update dan menentukan jalur-jalurnya pada tabel routing. Routing dinamik tidak hanya membuat jalur terbaik ke jaringan yang berbeda, routing dinamik juga akan menentukan jalur baru yang baik jika tujuannya tidak tersedia (jika topologinya berubah), untuk ini, routing dinamik mempunyai keuntungan lebih dari routing static. router yang menggunakan dinamic routing akan secara otomatis membagi informasi routingnya kepada router yang lain dan menyesuaikan dengan topologi yang berubah tanpa pengaturan dari seorang admin jaringan.

IP routing protocol
ada beberapa routing dinamic untuk IP. dibawah ini adalah dinamik routing yang sering digunakan:
1. Routing Information Protocol (RIP)
Kelebihan
RIP menggunakan metode Triggered Update. RIP memiliki timer untuk mengetahui kapan router harus kembali memberikan informasi routing. Jika terjadi perubahan pada jaringan, sementara timer belum habis, router tetap harus mengirimkan informasi routing karena dipicu oleh perubahan tersebut (triggered update)
Mengatur routing menggunakan RIP tidak rumit dan memberikan hasil yang cukup dapat diterima, terlebih jika jarang terjadi kegagalan link jaringan
Kekurangan
Jumlah host Terbatas. RIP tidak memiliki informasi tentang subnet setiap route.
RIP tidak mendukung Variable Length Subnet Masking (VLSM). Ketika pertama kali dijalankan hanya mengetahui cara routing ke dirinya sendiri (informasi lokal) dan tidak mengetahui topologi jaringan tempatnya berada
2. Interior Gateway Routing Protocol (IGRP)
Kelebihan: support = 255 hop count
Kekurangan: Jumlah Host terbatas
3.Open Shortest Path First (OSPF)
Kelebihan. Tidak menghasilkan routing loop mendukung penggunaan beberapa metrik sekaligus dapat menghasilkan banyak jalur ke sebuah tujuan membagi jaringan yang besar mejadi beberapa area. Waktu yang diperlukan untuk konvergen lebih cepat
Kekurangan. Membutuhkan basis data yang besar. Lebih rumit
4. Enchanced Interior Gatway Routing Protocil (EIGRP)
Kelebihan. melakukan konvergensi secara tepat ketika menghindari loop. Memerlukan lebih sedikit memori dan proses. Memerlukan fitur loop avoidance
Kekurangan. Hanya untuk Router Cisco
5. Exiterior Gateway Protocol (EGP)
Kelebihan. Sangat sederhana dalam instalasi
Kekurangan. Sangat terbatas dalam mempergunakan topologi

APJK - Static Route

Rute Statik adalah rute atau jalur spesifik yang ditentukan oleh user untuk meneruskan paket dari sumber ke tujuan. Rute ini ditentukan oleh administrator untuk mengontrol perilaku routing dari IP “internetwork”.
Pentingnya Rute Statik
Rute Statik menjadi sangat penting jika software IOC Cisco tidak bisa membentuk sebuah rute ke tujuan tertentu. Rute Statik juga sangat berguna untuk membuat “gateway” untuk semua paket yang tidak bisa di”routing”.(default route).

“Stub Network”
Rute Statik, umumnya digunakan untuk jalur/path dari jaringan ke sebuah “stub network” (jaringan yang dibelakangnya tidak ada jaringan lain).
staticroute1.gif

Sebuah “stub network’ (kadang di sebut “leaf node”) adalah jaringan yang hanya dapat diakses melalui satu rute. Seringkali, rute statik digunakan sebagai jalan satu-satunya untuk keluar masuk jaringan Stub.
Catatan : Rute statik dapat digunakan untuk koneksi ke suatu network yang tidak terhubung langsung dengan router anda. Untuk koneksi “end-to-end”, rute statik harus dikonfigurasi di dua arah.


Konfigurasi Rute Statik
Mengkonfigurasi Rute statik adalah dengan memasukkan tabel routing secara manual. Tidak terjadi perubahan dinamik dalam tabel ini selama jalur/rute aktif.

Perintah “ip route”
Perintah “ip route” digunakan untuk mengkonfigurasi sebuah rute statik dalam mode konfigurasi global.

ip route Command Syntax
Sintak untuk perintah “ip route” adalah sebagai berikut :
ip route network [mask] {address | interface}[distance] [permanent]
Parameter Perintah “ip route”
network : Network atau subnet tujuan
mask : Subnet mask
address : Alamat IP router Hop berikutnya.(IP address of next-hop router)
interface : Nama interface yang digunakan untuk mencapai network tujuan. Interface dapat berupa interface point-to-point. Perintah tidak akan berfungsi jika interface adalah multiaccess (contoh “shared media Ethernet interface”).
distance (Optional) : Mendefinisikan “administrative distance”.
permanent (Optional) : Menyatakan bahwa rute tidak akan dihapus, ketika interface mati (shuts down).
Contoh Konfigurasi Rute Statik

staticexample.gif

Tugas rute statik untuk mencapai stub network 172.16.1.0 adalah melalui Router A karena hanya ini satu-satunya jalan untuk mencapai network 172.16.1.0.
Contoh rute statik:
Router(config)#ip route 172.16.1.0 255.255.255.0 172.16.2.1
ip route : Identifikasi rute statik
172.16.1.0 : Alamat IP Stub Network
255.255.255.0 : Subnet Mask
172.16.2.1 : Alamat IP Router B
Catatan : Ini adalah sebuah rute “unidirectional”. Anda harus mengkonfigurasi rute dari arah/sisi lawan (Router B).

“Default Route”
“Default route” adalah tipe rute statik khusus. Sebuah “default route” adalah rute yang digunakan ketika rute dari sumber/source ke tujuan tidak dikenali atau ketika tidak terdapat informasi yang cukup dalam tabel routing ke network tujuan.

“Default Route Forwarding”
defaultroutes.gif

Pada gambar di atas, Router B dikonfigurasi untuk meneruskan/forward semua frame ke network tujuan yang tidak terdaftar secara eksplisit dalam routing tabel Router A.
Contoh “Default Route”
Router(config)#ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 172.16.2.2
ip route : Menyatakan rute statik
0.0.0.0 : Rute ke “nonexistent subnet”(mencakup semua IP)
0.0.0.0 : Special mask mengindikasikan “default route”
172.16.2.2: Alamat IP Router A.



Kesimpulan
  1. Routing adalah proses dimana suatu item dapat sampai ke tujuan dari satu lokasi ke lokasi lain. Untuk bisa me-routing, sebuah router harus tahu alamat tujuan, alamat asal/source, rute awal yang mungkin, dan path/jalur terbaik.
  2. Informasi routing adalah router mempelajari, baik statik maupun dinamik, kemudian informasi tersebut ditempatkan dalam routing tabelnya.
  3. Rute Statik adalah rute atau jalur spesifik yang ditentukan oleh user untuk meneruskan paket dari sumber ke tujuan. Rute ini ditentukan oleh administrator untuk mengontrol perilaku routing dari IP “internetwork”.
  4. Untuk mengkonfigurasi sebuah rute statik, masukkan perintah “ip route” dengan diikuti parameter: network, mask, address/alamat, interface, dan jarak/distance.
  5. “Default route” adalah tipe rute statik khusus. Sebuah “default route” adalah rute yang digunakan ketika rute dari sumber/source ke tujuan tidak dikenali atau ketika tidak terdapat informasi yang cukup dalam tabel routing ke network tujuan.

By Mudji Basuki (sumber : http://servas.wordpress.com/2007/12/08/routing-static/)




Wednesday, April 11, 2012

APJK - Jaringan 5 Lantai 4 Ruangan @40 komp


Konsep Perancangan :
 
Terdapat 5 Lantai yang mana setiap lantai menggunakan 4 switch, dengan tiap-tiap ruangan memiliki 40 komputer.


IP yang akan diberikan untuk rancangan ini yaitu:
LANTAI 1
IP router utamanya : 192.200.6.1/26
memiliki 4 ruangan dgn 
IP router : 192.200.1.1/26, jadi IP ruangan 1 = 192.200.1.2/26 - 192.200.1.62/26
IP router : 192.200.1.64/26, jadi IP ruangan 2 = 192.200.1.65/26 - 192.200.1.126/26
IP router : 192.200.1.128/26, jadi IP ruangan 3 = 192.200.1.129/26 - 192.200.1.190/26
IP router : 192.200.1.192/26, jadi IP ruangan 4 = 192.200.1.193/26 - 192.200.1.254/26



LANTAI 2
IP router utamanya : 192.200.7.1/26
memiliki 4 ruangan dgn 
IP router : 192.200.2.1/26, jadi IP ruangan 1 = 192.200.2.2/26 - 192.200.2.62/26
IP router : 192.200.2.64/26, jadi IP ruangan 2 = 192.200.2.65/26 - 192.200.2.126/26
IP router : 192.200.2.128/26, jadi IP ruangan 3 = 192.200.2.129/26 - 192.200.2.190/26
IP router : 192.200.2.192/26, jadi IP ruangan 4 = 192.200.2.193/26 - 192.200.2.254/26


LANTAI 3
IP router utamanya : 192.200.8.1/26
memiliki 4 ruangan dgn 
IP router : 192.200.3.1/26, jadi IP ruangan 1 = 192.200.3.2/26 - 192.200.3.62/26
IP router : 192.200.3.64/26, jadi IP ruangan 2 = 192.200.3.65/26 - 192.200.3.126/26
IP router : 192.200.3.128/26, jadi IP ruangan 3 = 192.200.3.129/26 - 192.200.3.190/26
IP router : 192.200.3.192/26, jadi IP ruangan 4 = 192.200.3.193/26 - 192.200.3.254/26


LANTAI4
IP router utamanya : 192.200.9.1/26
memiliki 4 ruangan dgn 
IP router : 192.200.4.1/26, jadi IP ruangan 1 = 192.200.4.2/26 - 192.200.4.62/26
IP router : 192.200.4.64/26, jadi IP ruangan 2 = 192.200.4.65/26 - 192.200.4.126/26
IP router : 192.200.4.128/26, jadi IP ruangan 3 = 192.200.4.129/26 - 192.200.4.190/26
IP router : 192.200.4.192/26, jadi IP ruangan 4 = 192.200.4.193/26 - 192.200.4.254/26


LANTAI5
IP router utamanya : 192.200.6.1/26
memiliki 4 ruangan dgn 
IP router : 192.200.5.1/26, jadi IP ruangan 1 = 192.200.5.2/26 - 192.200.5.62/26
IP router : 192.200.5.64/26, jadi IP ruangan 2 = 192.200.5.65/26 - 192.200.5.126/26
IP router : 192.200.5.128/26, jadi IP ruangan 3 = 192.200.5.129/26 - 192.200.5.190/26
IP router : 192.200.5.192/26, jadi IP ruangan 4 = 192.200.5.193/26 - 192.200.5.254/26




Blogroll