Thursday, May 17, 2012

APJK - IPv6 (bedanya dari IPv4)

IPv6 adalah sebuah protokol baru, yang menggantikan IPv4. IPv6 akan membuat ruang untuk IP address dalam jumlah besar. Kini yang harus dipersiapkan oleh masyarakat adalah bersiap-siap untuk melakukan transisi dari satu protokol ke protokol lainnya. Merupakan penerus dari IPV4. Kedua protokol tersebut menyediakan alamat IP address untuk perangkat yang terkoneksi ke internet. Namun bahwa IPv6 bisa menampung jumlah IP address yang jauh lebih besar.

"IPv6 merupakan sebuah jenis pengalamatan jaringan yang digunakan di dalam protokol jaringan TCP/IP yang menggunakan protokol IP versi 6. Dan panjang totalnya adalah 128-bit, dan secara teoritis dapat mengalamati hingga 2128=3,4 x 1038 host komputer di seluruh dunia." ~wikipedia.com
Ipv4 IPv6
Panjang alamat 32 bit (4 bytes) Panjang alamat 128 bit (16 bytes)
Dikonfigurasi secara manual atau DHCP IPv4 Tidak harus dikonfigurasi secara manual, bisa menggunakan address autoconfiguration
Dukungan terhadap IPSec opsional Dukungan terhadap IPSec dibutuhkan
Header mengandung option. Data opsional dimasukkan seluruhnya ke dalam extensions
header.
Tidak mensyaratkan ukuran paket pada link-layer dan harus bisa menyusun kembali paket berukuran 576 byte. Paket link-layer harus mendukung ukuran paket 1280 byte dan harus bisa menyusun
kembali paket berukuran 1500 byte
Fragmentasi dilakukan oleh pengirim dan  ada router, menurunkan kinerja router. Fragmentasi dilakukan hanya oleh pengirim
Checksum termasuk pada header. Cheksum tidak masuk dalam header.
Menggunakan ARP Request secara broadcast untuk menterjemahkan alamat IPv4 ke alamat
link-layer.
ARP Request telah digantikan oleh Neighbor Solitcitation secara multicast.
Untuk mengelola keanggotaan grup pada subnet lokal digunakan Internet Group Management Protocol (IGMP). IGMP telah digantikan fungsinya oleh Multicast Listener Discovery (MLD)

Sementara kelebihan atau solusi yang terdapat di dalam desain IPv6 adalah salah satu pemicu percepatan implementasi. Kelebihan-kelebihan IPv6 adalah sebagai berikut:
1. IPv6 merupakan solusi bagi keterbatasan alamat IPv4 (32 bit). IPv6 dengan 128 bit memungkinkan pengalamatan yang lebih banyak, yang memungkinkan IP-nisasi berbagai perangkat (PDA, handphone, perangkat rumah tangga, perlengkapan otomotif).
2. Aspek keamanan dan kualitas layanan (QoS) yang telah terintegrasi.
3. Desain autokonfigurasi IPv6 dan strukturnya yang berhirarki memungkinkan dukungan terhadap komunikasi bergerak tanpa memutuskan komunikasi end-to-end.
4. IPv6 memungkinkan komunikasi peer-to-peer tanpa melalui NAT, sehingga memudahkan proses kolaborasi / komunikasi end-to-end: manusia ke manusia, mesin ke mesin, manusia ke mesin dan sebaliknya.


IPv6 memiliki kombinasi alamat sebanyak 2^64^6, cukup untuk memberikan setiap orang di dunia ini dengan sebuah alamat IP yang unik. Hal tersebut memungkinkan setiap peralatan rumah tangga untuk mendapatkan alamat IP masing-masing. Selain itu, IPv6 juga telah memiliki fitur keamanan yang lebih baik daripada IPv4. Struktur jaringan IPv6 pun lebih fleksibel daripada struktur yang ada saat ini, karena masing-masing titik dapat mengalokasikan alamatnya masing-masing.

Mengapa IPv6 menjadi penting? 

Tren Internet saat ini adalah peningkatan dalam koneksi yang selalu tersedia (always on), peningkatan peralatan yang menggunakan alamat IP, kebutuhan akan alamat IP publik/global, serta berkurangnya biaya koneksi. Tren ini akan mengakibatkan krisis alamat IP, yang kemudian diselesaikan dengan teknologi IPv6.
Sebagai gambaran singkat, jika setiap peralatan rumah tangga dapat memiliki alamat IP masing-masing dan berpartisipasi dalam sebuah komunikasi yang aman, maka terbuka peluang usaha untuk banyak jenis layanan baru. Implementasi teknologi IPv6 dalam peralatan tersebut tidak akan mengalami hambatan serius, sebab IPv6 merupakan hasil pengembangan dari teknologi IPv4 yang sudah digunakan sejak 1980-an.
Industri elektronik Jepang dihadapkan pada tiga tantangan: operator Internet tidak akan memberikan layanan IPv6 sebelum terdapat cukup aplikasi dan pengguna; produsen barang elektronik tidak ingin membuat produk yang kompatibel dengan IPv6 tanpa cakupan dan pengguna yang cukup; dan pengguna akhir tidak akan memanfaatkan teknologi ini jika mahal.
Ketiga tantangan tersebut menciptakan sebuah keadaan ayam dan telur. Masing-masing saling bergantung satu sama lain. Untuk memutuskan siklus tersebut, maka beberapa inisiatif implementasi IPv6 mulai gencar dilakukan. Salah satu inisiatif tersebut adalah implementasi IPv6 pada jaringan di ITB.


Kelayakan Bisnis 

Dalam perspektif bisnis, implementasi IPv6 memungkinkan penghematan biaya operasi jaringan, seperti konfigurasi alamat otomatis dan ketidakterbatasan alamat IP, serta memungkinkan sumber pendapatan baru dari VoIP serta P2P. Keunggulan ini bukan tanpa hambatan. Operasi IPv6 membutuhkan perubahan perangkat (keras dan/atau lunak), pelatihan tambahan, serta kewajiban tetap mengoperasikan jaringan IPv4, sebab masih banyak layanan IPv6 yang berjalan di atas IPv4.
Tetap beroperasi pada teknologi IPv4 murni akan mengakibatkan biaya operasi yang semakin tinggi di masa yang akan datang. Teknologi tua dan kelangkaan alamat akan menimbulkan biaya kesempatan (opportunity cost) yang semakin lama semakin besar daripada biaya migrasi ke IPv6. 

Kesimpulan

Keputusan untuk melakukan migrasi ke IPv6 masih berada pada posisi yang seimbang. Secara teknis, IPv6 memperbaiki banyak hal yang dihadapi saat ini. Tetapi secara bisnis, masih terlalu dini untuk memperkirakan biaya migrasi untuk mencapai tingkat penggunaan IPv6 yang optimal. Dalam jangka panjang, IPv6 akan menggantikan IPv4 secara global karena keunggulannya, dan mau tidak mau, kita harus mulai memahami konsekuensi teknis dan bisnis dari teknologi ini.

 
(dari berbagai sumber)

0 komentar:

Post a Comment

Blogroll